Kamis, 28 November 2019

Klasifikasi Typeface ( font )


Klasifikasi Typeface ( font )

Kebanyakan font bisa dikategorikan dalam 4 grup besar yaitu serifs, san-serif, script dan dekoratif. Serif artinya memiliki ekor. Sedangkan San-Serif artinya tidak memiliki ekor. Font script adalah font dengan tulisan tegak bersambung ( biasa digunakan saat menulis indah ).
Sistem klasifikasi font berguna untuk mengidentifikasi, memilih dan menggabungkan font.
4 kategori besar font tersebut dibagikan lagi menjadi berbagai kategori kecil atau sub-kategori, yaitu:
Serif Type Styles
Old Style
Transitional
Neoclassical & Didone
Slab
Clarendon
Glyphic
San Serif Type Styles
Grotesque
Square
Geometric
Humanistic
Script Type Styles
Formal
Casual
Calligraphic
Blackletter & Lombardic
Decorative

Font Serif 
Old Style

Tipe font Roman termasuk dalam kategori ini, diciptakan antara akhir abad 15th dan pertengahan abad 18th. Axis dari garis lengkung biasanya dicondongkan ke kiri, ke arah kira-kira pukul 08.00 dan 02.00. Perbedaan tebal di antara huruf tidak dramatis dan hairlines biasanya agak tebal. Font Serif hampir selalu memiliki bentuk bracket pada desain old style dan kepala dari serif sering memiliki sudut tertentu. Beberapa versi, seperti versi Old Style Venetian yang terdahulu, dapat dibedakan dengan stroke diagonal pada huruf e nya.
Anatomi Huruf pada Tipografi


Transitional

Seorang juru percetakan dan tipografi bernama John Baskerville menciptakan tipe font ini pada pertengahan abad 18. Tipe font-font ini merepresentasikan transisi antara font Old Style dengan desain Font Neoclassical dan memiliki beberapa karakteristik dari masing-masing tipe font tersebut. Baskerville bekerja dengan kertas kalender dan  metode printing yang lebih modern sehingga tipe font baskerville memiliki desain yang lebih merinci seperti memiliki perbedaan stroke tebal tipis yang lebih besar.

Neoclassical & Didone

Tipe font Neoclassical & Didone tercipta pada akhir abad 18. Font hasil desain Giambattista Bodoni merupakan contoh font pada klasifikasi ini. Ketika pertama kali diciptakan font ini diberi nama “classical” desain.  Sampai akhirnya mereka menyadari kalau font ini bukan merupakan update dari font klasik, melainkan merupakan jenis font baru.
Pada abad 20 mereka menamakan font ini dengan tipe Neoclassical atau Didone. Font ini memiliki kontras antara tebal dan tipis yang sangat dramatis. Sumbu / poros dari garis kurva didesain vertikal, dengan tidak memiliki bracket. Font pada klasifikasi ini seringkali memiliki terminal yang berujung berbentuk bola atau bulat.
Slab

Font-font slab sangat populer digunakan pada abad 19 sebagai font display pada periklanan. Font slab memiliki serif yang sangat tebal dan memiliki sedikit atau tidak ada bracket. Font slab tidak memiliki perbedaan tebal tipis antara garis-garisnya. Kepada banyak pembaca, font slab kelihatan seperti font san-serif dengan tambahan simpel ekor yang sangat tebal.
Clarendon

Font-font pertengahan abad 19 yang di desain berdasarkan karakteristik Font Clarendon juga termasuk kedalam kategori ini. Clarendon didesain sebagai font yang tebal untuk mengiringi komposisi text. Perbedaan ketebalan antar garis sangat kecil, dan serif cenderung memiliki panjang pendek sampai dengan medium. Font Clarendon ini pun kemudian diluncurkan dengan ukuran font yang besar untuk digunakan sebagai font display. Perbedaan ketebalan yang lebih jelas dan serif yang lebih panjang dari desain sebelumnya, lebih sering digunakan untuk jaman sekarang.
Glyphic

Font-font pada kategori ini menggunakan garis-garis berbentuk ukiran. Perbedaan ketebalan antara garis biasanya kecil, dan aksis dari garis kurva cenderung vertikal. Hal yang mencolok dari font-font ini adalah serif yang berbentuk segitiga ataupun garis memanjang yang keluar untuk mengakhiri tulisan. Dalam beberapa klasifikasi font kategori ini dibagi lagi menjadi 2 tipe yaitu “glyphic” dan “latin”. Jenis Latin memiliki font-font yang hanya memiliki karakteristik serif berbentuk segitiga.
Font San Serif
Grotesque

Font pada kategori ini merupakan font san serif pertama, yang menjadi popular secara komersial. Perbedaan ketebalan antara garis paling terlihat jelas pada font kategori ini. Kurva pada font ini memiliki bentuk kotak kotak dan beberapa desain memiliki “bowl dan loop” pada huruf kecil g yang sangat banyak dipakai pada font kategori roman. Font-font san serif moderen yang didesain berdasarkan grotesque terdahulu juga termasuk dalam kategori ini. Perbedaan ketebalan antara garis menjadi kurang terlihat pada desain grotesque modern dan karakteristik kotak-kotak pada desain terdahulu telah hilang. Karakteristik yang paling gampang dilihat pada font kategori ini adalah bowl g dan perbedaan ketebalan yang monoton.
Square

Font pada kategori ini didesain berdasarkan karakter dan proporsi kategori grotesque, akan tetapi memiliki bentuk yang lebih kotak-kotak. Font kategori ini cenderung memiliki jarak lebih luas antara huruf dan biasanya digunakan sebagai font display saja (tidak digunakan sebagai tulisan paragraf).
Geometric

Bentuk geometri yang simpel menginspirasi diciptakannya font tipe ini. Stroke ( garis ) kelihatan monoline dan huruf-huruf terdiri dari bentuk geometri. Font tipe geometri cenderung lebih sulit dibaca dibandingkan font Grotesque.
Humanistic

Didesain berdasarkan proporsi huruf Roman inscriptional. Seringkali, perbedaan ketebalan antara stroke ( garis ) cukup jelas. Ahli tipografi mengatakan kalau font tipe humanistic merupakan font san serif yang paling gampang dibaca. Desain font Humanistic hampir mirip dengan karakteristik dan  proporsi font serif, dan seringkali memiliki pengaruh kaligrafi.
Font Script
Formal

Font tipe Script berasal dari style menulis formal abad ke 17. Banyak karakter/huruf memiliki stroke yang saling lengket dengan huruf lain.
Kaligrafi

Font Script yang satu ini me mimik tulisan kaligrafi. Terdapat huruf yang saling lengket satu sama lain, dan ada juga yang tidak lengket satu sama lain.
Blackletter & Lombardic

Font tiper ini di desain pada huruf manuscript sebelum diciptakannya font movable
Casual

Font tipe ini didesain sebagai font yang non-formal, seakan-akan font ini ditulis dengan cepat-cepat. Seringkali mereka kelihatan seperti ditulis dengan kuas. Biasanya, stroke huruf saling lengket satu sama lain.
Font Style Dekoratif

Ini merupakan kategori font terluas dan paling beraneka ragam. Font dekoratif sangat jarang digunakan sebagai tulisan paragraf pada artikel. Font Dekoratif biasanya digunakan sebagai judul papan reklame, judul poster, headline ataupun logo. Font Dekoratif merupakan font yang didesain unik dan menarik agar menarik perhatian orang dan mendapatkan respon yang dramatis. Terkadang font tipe ini juga didesain 3 dimensi.

15 Aturan Tipografi Dalam Desain

15 Aturan Tipografi Dalam Desain

Materi desain berikut ini terdapat penggambaran konsep tipografi untuk lebih memperdayagunakan huruf sebagai element grafis, agar sebuah desain terlihat lebih “elegan”dan menarik untuk dilihat.

Pada ulasan tentang tipografi berikut, kita tidak akan mempersoalkan ejaan atau arti dari rangkaian huruf, melainkan menjadikan huruf sebagai salah satu element penting yang diaplikasikan langsung kedalam sebuah design.


Berikut adalah 15 aturan tipografi dalan desain;
1. Untuk Readibility atau keterbacaan yang optimal pergunakan jenis huruf yang secara fisik sederhana dan umum sehingga mudah dikenali. 
2. Jangan terlalu banyak mempergunakan jenis huruf dalam sebuah design. Pergunakan maksimal 3 jenis huruf. 
3. Jangan takut mempergunakan satu jenis huruf saja. Karena satu jenis huruf tidak akan monoton bila digali potensi Type familynya. 
4. Untuk membedakan dan memberi penekanan pada informasi pergunakan Point Size yang berbeda sesuai dengan hirarki dan prioritas informasinya. 
5. Jangan membuat kolom untuk Body Text terlalu panjang, karena akan melelahkan mata. Panjang kolom ideal maksimal 10 cm. 
pada ulasan tentang tipografi berikut, kita tidak akan mempersoalkan ejaan atau arti dari rangkaian huruf, melainkan menjadikan huruf sebagai salah satu element penting yang diaplikasikan langsung kedalam sebuah design.
6. Point Size untuk Body Text jangan terlalu kecil karena sulit dibaca ataupun terlalu besar karena makan ruang. Idealnya adalah 9 sampai 12 point, walaupun bisa dibuat 8 sampai 15 point tergantung kebutuhan. 
7. Hindari pemakaian jenis huruf yang hampir sama, karena masyarakat umum belum tentu dapat menangkap perbedaannya
8. Teks yang ditulis dengan huruf capital atau UPPERCASE semua akan lebih sulit dibaca dari pada pemakaian kombinasi UPPERCASE dan lowercase. 
9. Kerning atau jarak antar huruf yang terlalu dekat atau terlalu jauh akan mengganggu kenyamanan membaca. Temukan jarak ideal sesuai dengan kenyamanan dan kebutuhan. 
10. Leading atau jarak antar baris yang terlalu dekat atau terlalu jauh akan mengganggu kenyamanan membaca. Temukan jarak ideal sesuai dengan kenyamanan dan kebutuhan. 
11. Untuk pembacaan optimal pergunakan komposisi baris teks atau Aligment yang umum seperti rata kiri, rata kanan, rata kiri-kanan dan rata tengah. 
12. Huruf yang terlalu ramping atau Condensed dan terlalu lebar atau Expanded akan mengganggu kenyamanan membaca. Jadi pergunakan untuk kebutuhan yang khusus. 
13. Jaga integritas ketikan dengan mengatur huruf dan kata pada Base Line atau garis dasar. 
14. Untuk kemudahan baca atau Readibility apabila bekerja dengan warna, pastikan ada kontras warna yang cukup antara teks dengan Background. 
15. Teks dengan warna tua dan Background dengan warna muda akan lebih mudah dibaca dari pada teks warna muda dengan Back ground warna tua. 

10 Jenis Teori Warna

10 Jenis Teori Warna

Kebanyakan orang awam tidak mengenal tentang teori warna. Tidak harus belajar tentang desain untuk mengetahui seluk beluk teori warna sederhana, kamu pun bisa mempelajarinya dengan mudah. Pengetahuan ini akan berguna buat kamu untuk memperindah rumah dan berkonsultasi dengan desainer rumahmu. Dengan pengenalan singkat ini kamu bisa mendapatkan wawasan tentang warna tersier dan istilah warna lainnya.

1. Roda Warna
Roda warna memberikan representasi visual tentang bagaimana sebuah warna bercampur dengan warna lain dan membentuk warna baru. Roda warna memiliki jenis yang berbeda tergantung kebutuhannya. Roda warna terlengkap biasanya memiliki pecahan warna yang lebih banyak dan jelas tergradasi dari warna utama hingga warna turunannya.
2. Mengetahui Warna Dasar
Terdapat banyak warna yang kita ketahui di dunia ini. Bahkan pelangi memiliki 7 warna utama yang terlihat. Tapi ternyata ada warna dasar pembentuk warna-warna tersebut.
· Warna Primer: Merah, Biru, Kuning. Tidak bisa dibentuk dari percampuran warna lain.
· Warna Sekunder: Oranye, Ungu, Hijau. Bisa dibentuk dengan mencampurkan warna primer.
· Warna Tersier: Warna yang terbentuk dari percampuran antara warna primer dan warna sekunder.
3. Mengubah Warna Dasar
Setelah mengetahui warna dasar, kamu masih bisa mengubahnya dengan mengatur beberapa parameter lanjutan. Ini digunakan untuk mendapatkan kesan lain dari warna dasar.
· Tint: Menambahkan warna putih pada warna dasar.
· Shade: Menambahkan warna hitam pada warna dasar.
· Tone: Menambahkan abu-abu pada warna dasar.
4. Pemahaman Suhu Warna
Kamu mungkin pernah mendengar orang-orang bilang bahwa warna itu memiliki suhu. Ruang makan yang terkesan hangat dan kamar tidur yang bersuhu dingin untuk kelembutan. Pemahaman ini bukan tentang ukuran celcius, tapi lebih ke arah mood yang ditonjolkan dari ragam warna. Merah, oranye, dan kuning sering digambarkan dengan suhu hangat karena memberikan dampak keaktifan dan keintiman ruang. Warna tadi juga bisa kita temukan pada matahari terbenam sehingga memberi kesan hangat. Sedangkan warna biru, ungu, dan hijau memberi kesan dingin dan menenangkan karena warna ini bisa terlihat seperti hutan dan laut yang memiliki suhu sejuk.
5. Skema Warna Komplementer
Skema warna komplementer adalah perpaduan antara dua warna yang saling berlawanan di dalam roda warna. Biasanya satu warna bertindak sebagai warna dominan dan satunya menjadi pelengkap. Sebagai contoh oranye dan biru atau kuning dan ungu. Perpaduan warna komplementer ini akan menghasilkan suasana yang lebih pop dan terkesan segar.

6. Skema Komplementer Split
Jika kamu merasa skema komplementer terlalu berani maka kamu bisa mencoba warna lain yaitu komplementer split. Yaitu mengambil dua warna yang mengapit warna komplementer di seberangnya. Jadi ada dua pilihan warna yang bisa digunakan.
Dua warna ini memiliki kemampuan untuk menyeimbangkan suasana sebuah ruangan. Kamu juga masih memiliki warna yang tegas tapi masih bisa bernegosiasi dengan nuansa lainnya.
7. Skema Warna Analog
Skema warna analog mengacu menggunakan tiga warna berturut-turut pada roda warna. Biasanya, dua warna primer dengan warna ketiga menjadi dua campuran. Misalnya warna merah, oranye dan kuning atau merah, ungu dan biru.
Kunci untuk menggunakan skema warna ini adalah proporsi 60-30-10. Tergantung kamu untuk memilih mana warna yang menjadi dominan atau yang paling sedikit porsinya.
8. Skema Warna Triadik
Skema warna triadik mengacu pada tiga warna dengan ruang yang sama di antaranya pada roda warna. Misalnya merah, biru, dan kuning. Jenis pengaturannya seringkali terkesan berani karena warna-warnanya memiliki tingkat kontras yang tinggi. Kamu akan sering melihat warna ini beradu pada kamar anak-anak.
9. Skema Warna Tetradik
Skema warna tetradik terlihat rumit dimana keseimbangan warna dari empat warna utama menjadi sangat ramai. Skema ini juga sering disebut sebagai skema persegi panjang karena bentuknya pada roda warna berfokus pada penggunaan dua pasang warna komplementer.
Dalam skema ini, suhu warna memberikan peranan penting karena akan ada dua warna hangat dan warna dingin yang saling berkaitan.
10. Skema Warna Kotak
Skema warna menggunakan empat warna yang berfokus pada keberlawanan roda warna. Warna apapun yang kamu pilih, warna akan selalu menemukan satu warna primer, satu warna sekunder, dan dua warna tersier.

Kode Warna Html


Kode Warna Html

Berikut ini akan saya tampilkan kode warna html untuk keperluan design blog atau website. Kode warna dalam html ini bisa Anda copy paste langsung ke blog atau website sehingga proses design 
lebih cepat
WARNA HITAM DAN ABU-ABU (BLACK AND GRAY)
Warna
Nama
Kode

Black
#000000

Dark Slate Gray
#2F4F4F

Slate Gray
#708090

Light Slate Gray
#778899

Dim Gray
#696969

Gray
#808080

Dark Gray
#A9A9A9

Silver
#C0C0C0

Light Gray
#D3D3D3

Gainsboro
#DCDCDC

WARNA MERAH (RED)
Warna
Nama
Kode

Dark Red
#8B0000

Fire Brick
#B22222

Red
#FF0000

Crimson
#DC143C

Light Salmon
#FFA07A

Dark Salmon
#E9967A

Salmon
#FA8072

Light Coral
#F08080

Indian Red
#CD5C5C

WARNA MERAH MUDA(PINK)
Warna
Nama
Kode

Pale Violet Red
#DB7093

Medium Violet Red
#C71585

Deep Pink
#FF1493

Hot Pink
#FF69B4

Light Pink
#FFB6C1

Pink
#FFC0CB

WARNA ORANGE
Warna
Nama
Kode

Orange
#FFA500

Dark Orange
#FF8C00

Orange Red
#FF4500

Tomato
#FF6347

Coral
#FF7F50

WARNA KUNING (YELLOW)
Warna
Nama
Kode

Dark Khaki
#BDB76B

Khaki
#F0E68C

Pale Goldenrod
#EEE8AA

Peach Puff
#FFDAB9

Moccasin
#FFE4B5

Papaya Whip
#FFEFD5

Light Goldenrod Yellow
#FAFAD2

Lemon Chiffon
#FFFACD

Light Yellow
#FFFFE0

Yellow
#FFFF00

Gold
#FFD700

WARNA HIJAU (GREEN)
Warna
Nama
Kode

Teal
#008080

Dark Cyan
#008B8B

Light Sea Green
#20B2AA

Dark Sea Green
#8FBC8F

Medium Aquamarine
#66CDAA

Dark Olive Green
#556B2F

Olive
#808000

Olive Drab
#6B8E23

Yellow Green
#9ACD32

Dark Green
#006400

Green
#008000

Forest Green
#228B22

Sea Green
#2E8B57

Medium Sea Green
#3CB371

Spring Green
#00FF7F

Medium Spring Green
#00FA9A

Light Green
#90EE90

Pale Green
#98FB98

Lime Green
#32CD32

Lime
#00FF00

Lawn Green
#7CFC00

Chartreuse
#7FFF00

Green Yellow
#ADFF2F

WARNA BIRU (BLUE)
Warna
Nama
Kode

Midnight Blue
#191970

Navy
#000080

Dark Blue
#00008B

Medium Blue
#0000CD

Blue
#0000FF

RoyalBlue
#4169E1

Medium Slate Blue
#7B68EE

Cornflower Blue
#6495ED

Dodger Blue
#1E90FF

Deep Sky Blue
#00BFFF

Light Sky Blue
#87CEFA

Sky Blue
#87CEEB

Light Blue
#ADD8E6

Powder Blue
#B0E0E6

Light Steel Blue
#B0C4DE

Steel Blue
#4682B4

Cadet Blue
#5F9EA0

Dark Turquoise
#00CED1

Medium Turquoise
#48D1CC

Turquoise
#40E0D0

Aquamarine
#7FFFD4

Pale Turquoise
#AFEEEE

Light Cyan
#E0FFFF

Cyan
#00FFFF

Aqua
#00FFFF

WARNA UNGU (PURPLE)
Warna
Nama
Kode

Medium Slate Blue
#7B68EE

Dark Slate Blue
#483D8B

Slate Blue
#6A5ACD

Indigo
#4B0082

Purple
#800080

Dark Magenta
#8B008B

Dark Orchid
#9932CC

Dark Violet
#9400D3

Blue Violet
#8A2BE2

Amethyst
#9966CC

Medium Purple
#9370DB

Medium Orchid
#BA55D3

Magenta / Fuchsia
#FF00FF

Orchid
#DA70D6

Violet
#EE82EE

Plum
#DDA0DD

Thistle
#D8BFD8

Lavender
#E6E6FA

WARNA COKLAT (BROWN)
Warna
Nama
Kode

Maroon
#800000

Brown
#A52A2A

Sienna
#A0522D

Saddle Brown
#8B4513

Chocolate
#D2691E

Peru
#CD853F

Dark Goldenrod
#B8860B

Goldenrod
#DAA520

Sandy Brown
#F4A460

Rosy Brown
#BC8F8F

Tan
#D2B48C

Burly Wood
#DEB887

Wheat
#F5DEB3

Navajo White
#FFDEAD

Bisque
#FFE4C4

Blanched Almond
#FFEBCD

Cornsilk
#FFF8DC

WARNA PUTIH (WHITE)
Warna
Nama
Kode

Misty Rose
#FFE4E1

Lavender Blush
#FFF0F5

Linen
#FAF0E6

Antique White
#FAEBD7

Ivory
#FFFFF0

Floral White
#FFFAF0

Old Lace
#FDF5E6

Beige
#F5F5DC

Seashell
#FFF5EE

White Smoke
#F5F5F5

Ghost White
#F8F8FF

Alice Blue
#F0F8FF

Azure
#F0FFFF

Mint Cream
#F5FFFA

Honeydew
#F0FFF0

Snow
#FFFAFA

White
#FFFFFF